, ,

Fotografer Asal Malaysia Temukan 4 Spesies Burung di Sangihe

by -93 Views

News Tahuna– Komunitas ini bukan sekadar pengamat burung biasa. Mereka menekuni hobi yang lebih spesifik, memotret burung pitta. Apiq Sulaiman, ketua rombongan, menjelaskan bahwa mereka lebih senang menyebut diri sebagai bird Fotografer ketimbang bird watcher. Tujuan mereka bukan sekadar melihat, tetapi mendokumentasikan keindahan burung dengan lensa kamera.

Kepulauan Sangihe kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu surga pengamat satwa endemik di Indonesia. Setelah sebelumnya menerima kunjungan wisatawan dari Inggris, Belanda, Amerika Serikat, dan Prancis, akhir pekan ini pulau kecil di ujung utara Sulawesi itu kembali kedatangan tamu istimewa: tiga wisatawan asal Malaysia yang tergabung dalam komunitas “Pitta Chase”.

“Di dunia ada 52 jenis burung pitta, dan di Indonesia terdapat sekitar 30 jenis, termasuk di Sangihe,” ujar Apiq. Hingga kini, ia telah berhasil mengoleksi foto dari 26 spesies pitta di berbagai belahan dunia.

Pulau Kecil, Kekayaan Besar

Dalam pertemuan dengan Asisten I Setda Sangihe, Johanis Pilat, Apiq menyampaikan rasa kagumnya terhadap kekayaan hayati Pulau Sangihe. Baginya, wilayah kecil ini menyimpan potensi luar biasa untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata minat khusus (avitourism).

“Bayangkan, pulau sekecil ini memiliki 10 spesies burung endemik. Itu belum termasuk satwa lain seperti tarsius, kuskus, katak, hingga kupu-kupu,” katanya penuh antusias.

Bird Photographer Malaysia Jadikan Sangihe Spot Rutin Perburuan Foto Burung - Media Digital

Baca Juga: PLN UP3 Tahuna Hadirkan Supersun Dukung Digitalisasi Sekolah di Desa Beeng Laut

Keunggulan lain Sangihe, menurutnya, terletak pada aksesibilitas pengamatan burung. Ia memberi contoh pengalaman sederhana namun mengesankan: ketika mereka mencari burung hantu di mess Burung Indonesia, hanya dalam hitungan menit burung sudah muncul. “Di banyak tempat lain, perlu waktu berjam-jam untuk sekadar melihat,” tambahnya.

Fasilitas Mendukung, Tantangan Masih Ada

Dari sisi kenyamanan, Sangihe dianggap cukup memadai. Keberadaan penginapan, kafe, hingga akses transportasi yang mudah dan terjangkau, memberi nilai lebih bagi wisatawan mancanegara. Namun, di balik keindahan itu, Apiq juga menemukan hal yang mengkhawatirkan: masih ada masyarakat yang berburu burung di beberapa lokasi, seperti di kawasan Malebur.

“Potensi ini bisa hilang kalau tidak dijaga. Pemerintah perlu turun tangan, sosialisasi harus dimulai sejak sekolah agar masyarakat bangga dengan satwa dan alam mereka,” tegasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.