, ,

Lapangan Gelora Santiago Saksi Kekhidmatan Upacara Penurunan Bendera di Sangihe

by -119 Views

Upacara Penurunan Bendera HUT ke-80 RI di Sangihe: Refleksi Kebangsaan di Ujung Utara Indonesia

News Tahuna– Kabupaten Kepulauan Sangihe, salah satu wilayah paling utara Indonesia, menjadi saksi kemeriahan sekaligus kekhidmatan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Upacara penurunan bendera yang digelar di Lapangan Gelora Santiago, Tahuna, pada pukul 17.00 WITA, berlangsung penuh khidmat dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari pejabat pemerintah, TNI-Polri, veteran, hingga pelajar.

Suasana Khidmat di Bawah Langit Sangihe

Matahari mulai condong ke barat ketika ratusan peserta upacara berkumpul di Lapangan Gelora Santiago. Angin laut yang berhembus pelan dari perairan Tahuna seakan ikut menyemarakkan semangat kebangsaan. Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Tendris Bulahari, bertindak sebagai Inspektur Upacara, memimpin jalannya acara dengan penuh khidmat.

Tampak hadir Bupati Sangihe, Michael Thungari, Sekda Melancthon H. Wolf, serta jajaran Forkopimda, pimpinan instansi vertikal, dan tokoh masyarakat. Kehadiran Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) semakin menegaskan makna perjuangan di balik kemerdekaan yang telah diraih 80 tahun silam.

Peran Penting dalam Upacara

Upacara ini melibatkan sejumlah personel kunci yang memastikan rangkaian acara berjalan sempurna:

  • Komandan Upacara: Lettu Laut (P) Hadi Susilo (Komandan KAL Pulau Sangihe II-8-31)

  • Komandan Kompi Paskibraka: Lettu Laut (K) Moh. Bagus Gadilah (Kepala Balai Kesehatan Lanal Tahuna)

  • Perwira Upacara: Lettu Laut (T) Sri Toto (Kepala Departemen Mesin KAL Lanal Tahuna)

  • Pembawa Bendera Merah Putih: Mourena Marsilia Pondaag (Siswi SMA Negeri Tahuna)

Keikutsertaan Mourena, seorang pelajar, menjadi simbol bahwa semangat kemerdekaan harus terus diturunkan kepada generasi muda.

Upacara Penurunan Bendera Peringatan HUT ke-80 RI di Sangihe Berlangsung Khidmat - GAWAI.CO

Baca Juga: Harga Rp189 Jutaan, Mitsubishi Expander Mirip Pajero Sport

Partisipasi Berbagai Unsur Masyarakat

Upacara ini diikuti oleh beragam unsur, antara lain:

  • Personel Kodim 1301 Sangihe, Lanal Tahuna, Polres Sangihe, Satpol PP, dan Damkar

  • Aparatur Sipil Negara (ASN)

  • Mahasiswa dan pelajar SMA/SMK serta SMP

Keterlibatan berbagai lapisan masyarakat ini menunjukkan bahwa semangat nasionalisme tetap hidup di tengah masyarakat Sangihe, meski berada di wilayah terpencil Indonesia.

Upacara penurunan bendera bukan sekadar ritual seremonial, melainkan momen refleksi atas perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga untuk kemerdekaan. Di Sangihe, yang pernah menjadi medan perjuangan melawan kolonialisme, upacara ini memiliki makna lebih dalam.

Wakil Bupati Tendris Bulahari dalam sambutannya menekankan pentingnya mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. “Merah Putih harus tetap berkibar di seluruh penjuru negeri, termasuk di Sangihe, sebagai simbol bahwa Indonesia adalah satu,” ujarnya.

Warisan Nilai Perjuangan untuk Generasi Muda

Kehadiran pelajar dalam upacara ini menjadi penanda bahwa nilai-nilai perjuangan harus terus diwariskan. Mourena, sang pembawa bendera, mengungkapkan kebanggaannya bisa terlibat. “Ini pengalaman berharga. Saya semakin sadar bahwa kemerdekaan ini harus dijaga dengan kontribusi nyata, termasuk lewat prestasi,” katanya.

Para veteran yang hadir juga berpesan agar generasi muda tidak melupakan sejarah. “Kami dulu berjuang dengan senjata, sekarang kalian harus berjuang dengan ilmu dan prestasi,” ujar salah satu anggota LVRI.

Upacara penurunan bendera di Sangihe bukan hanya sekadar acara, melainkan bukti bahwa semangat nasionalisme tetap mengakar kuat di daerah perbatasan. Di tengah tantangan geografis dan globalisasi, masyarakat Sangihe menunjukkan komitmennya untuk tetap setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.